Kamis, 22 April 2010

LINGKUNGAN MENENTUKAN NASIBMU

Ada tiga dos kaleng soft drink yang diproduksi di sebuah pabrik yang sama yang sudah siap dikirim ke tempat-tempat penjualan. Ketika tiba harinya, sebuah truk datang dan mengangkut ketiga dos kaleng tersebut. Pemberhentian pertama adalah supermarket local. Soft drink dalam dos pertama diturunkan disini. Kaleng-kaleng itu disusun didalam rak terbuka bersama dengan produk minuman lainnya dan diberi label harga Rp. 4.000.
Pemberhentian kedua adalah pusat pembelanjaan besar dan berkelas. Disana diturunkan dos yang kedua. Oleh para pekerja, permukaan kaleng dibersihkan dengan lap, dan kemudian kaleng-kaleng itu ditempatkan didalam lemari pendingin didekat kasir. Pada labelnya tertulis harga Rp. 7.500. Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang lima yang sangat mewah.
Dos ketiga diturunkan disana. Para pelayan disana segera mengelap seluruh bagian kaleng hingga bersih mengkilap. Setelah itu kaleng-kaleng tersebut dimasukkan kedalam lemari penyimpan yang bersih dan higienis. Kaleng-kaleng itu ditempatkan di rak atau didalam kulkas. Minuman ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan. Ketika ada tamu hotel yang memesan, sebuah kaleng segera dikeluarkan bersama dengan sebuah gelas Kristal indah dan semangkuk kecil batu es. Semua disajikan diatas baki. Sesampainya di meja sang tamu, pelayan hotel dengan sopannya menyendok es batu kedalam gelas, lalu membuka kaleng soft drink dan menuangkannya kedalam gelas Kristal tersebut. Setelah itu ia mempersilahkan tamunya untuk menikmati minuman itu. Harganya? Rp. 60.000.

Fren, tiga dos kaleng soft drink tadi dibuat dari bahan baku yang sama dan di pabrik yang sama kemudian diantar oleh truk yang sama dan rasanyapun sama. Tapi kenapa dijual dengan harga yang berbeda?

Ya! Lingkungan sekitar menentukan harganya. Begitu juga dengan ANDA! Dimana dan dengan siapa kamu bergaul dan berkembang bersama, akan menentukan “harga” atau kualitas dirimu! Kalau Anda yang bergaul dengan orang-orang yang mengkonsumsi narkoba dan mabuk-mabukan terus bikin onar, walaupun Anda berasal dari keluarga baik-baik lambat laun akan terpengaruh juga dan menjadi seperti kawan-kawan Anda tersebut.
Namun sebaliknya, meskipun kita memiliki tingakat IQ pas-pasan dan tidak ada kecakapan tertentu tetapi karena banyak bergaul, bersahabat dan mau belajar bersama teman-teman yang berpotensi dan berprestasi maka kita akan terkena imbasnya. Tertular kecakapannya.

Tidak percaya? Pasti pernah mendengar perumpamaan Alkitab tentang seorang penabur yang menabur benih di tempat-tempat yang berbeda (Mat. 13.1-9). Sebagian benih ada yang jatuh di pinggir jalan, lalu kemudian dimakan burung-burung dan diinjak-injak orang. Ada juga benih yang jatuh ditanah berbatu-batu. Benih itu tumbuh tapi karena tanahnya tipis langsung layu dan mati karena tidak tahan pada panasnya matahari. Selain itu ada yang jatuh di semak berduri. Benihnya memang tumbuh tapi juga tidak tahan lama karena terkurung dan terhimpit semak-semak. Nah, benih yang lain jatuh ditanah subur. Benih itu tumbuh dan berkembang menjadi pohon besar serta menghasilkan buah yang melimpah.

Perumpamaan ini memberikan kita khabar baik dan khabar buruk. Ingin dengarkan yang mana dulu?
Ok, saya mulai dengan yang buruk, bahwa tidak bisa dihindari “nasib” hidup kita sangat dipengaruhi oleh “tanah” dimana kita tinggal dan berkembang. Tidak mungkin seorang berprestasi muncul dari kelompok yang suka berleha-leha, mabuk-mabukkan, copas tugas teman dan sebagainya. Kalau toh akhirnya ada itu karena orang tersebut berani memutuskan untuk meninggalkan lingkungan dan kebiasaan lamanya lalu berjuang untuk memiliki sikap dan kebiasaan baru seperti menyediakan waktu untuk belajar dan berdiskusi dengan kawan atau dosennya.
Kabar baiknya, Kita bukanlah benih yang pasif yang tidak bisa berpindah-pindah. Kita manusia, dibekali akal sehat dan kemampuan dengan taraf paling tinggi daripada maklhuk hidup lainnya. Kita adalah citra Allah yang diberi kebebasan untuk memilih yang terbaik. Jadi sekalipun ada diantara kita yang mungkin telah jatuh di semak berduri karena terlahir ditengah kondisi keluarga yang buruk. Atau hampir putus asa karena tanah yang tipis diantara bebatuan, sadar berada dilingkungan yang tidak dapat membantu memberi kemajuan dalam hidup ini sesungguhnya kamu bukan tidak bisa menjadi orang baik dan sukses.

Tinggalkan masa lalu dan merencanakan cita-cita yang tinggi, menciptakan afirmasi-afirmasi positif di hari-harimu. Bergabung dan bergaul dengan orang-orang yang dapat mendukung dan membuka jalan untuk tercapainya mimpi-mimpimu. Jangan lupa semua diawali dari sebuah mimpi. Jadikan mimpi dan orang-orang baik itu sebagai suplemen Anda untuk terus membangun diri dan hidup. Mengubah kebiasaan dan lingkungan pergaulan bukan hal mudah tapi bukan berarti tidak mungkin. Jangan menyerah kata D’massive.
Ingatlah, sebenarnya kita telah direncanakan Tuhan untuk menjadi sukses tetapi lingkungan sekitarlah yang membuat hidup kita menjadi sukses atau tidak sukses. Karena itu agar bisa sukses mulailah dengan memilih lingkungan pergaulan yang tepat untuk menunjang impianmu. Jangan tunggu saat jatuh dulu dan waktu meranggas hidup perlahan-lahan, sampai ada penyesalan dan ada pihak yang dikecewakan dan merasa dirugikan baru kita mulai menyadari dan mau berjuang. Mulailah dari sekarang saat hari masih mengkal dan menanti dimatangkan oleh Kita.



Diedit seperlunya dari sang motivator dan praktisi EQ : Frans Budi.

Tidak ada komentar: